Hamil dan Melahirkan di Newcastle, UK

Sudah lama sebenarnya ingin menuliskan pengalaman hamil dan melahirkan di uk di blog ini, namun apa daya... Draft hanya tinggal draft yang sudah tidak tersentuh berbulan-bulan dan akhirnya terlupakan. Untunglah seorang teman yang pada suatu hari meminta saya untuk sharing pengalaman tentang hamil dan melahirkan di uk sini, secara tidak langsung mengingatkan saya kembali pada draft itu.

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah Ta'aala yang telah menitipkan amanah dan tanggungjawab yang luar biasa indahnya kepada keluarga kecil kami. Ya, hari itu tepat pada bulan mei tahun 2013 saya positif hamil. Sesuai prosedur yang ada disini, saya "melapor" ke GP, sejenis klinik kesehatan yang tersebar di beberapa tempat di uk. Disini memang tidak seperti di Indonesia yang terdapat banyak sekali dokter praktek kandungan. Tempat layanan kesehatan disini secara umum dibagi dalam beberapa bagian.
Pusatnya adalah Royal Victoria Infimary (RVI), adalah sebuah rumah sakit umum yang besar dan satu-satunya di Newcastle. Tidak semua orang sakit bisa langsung mendatangi RVI. Bahkan saat kasus emergency pun secara prosedur harus menghubungi pihak emergency terlebih dahulu sebelum diijinkan datang kesana. Pada kasus lain, pasien yang datang ke RVI adalah pasien rujukan dari dokter dan bidan yang ada di GP. GP menurut saya sama seperti klinik di Indonesia. GP tersebar di beberapa tempat. Setiap warga, baik itu warga lokal maupun pendatang yang menetap di uk diwajibkan untuk mendaftarkan diri di GP yang mereka inginkan, semakin dekat dengan alamat rumah semakin baik menurut saya. Lalu, setiap warga akan mendapatkan nomor NHS, National Health Service. Bagi kami pendatang dengan status pelajar, biaya kesehatan ditanggung oleh pemerintah uk. Namun sistem di GP pun tidak bisa seenaknya tinggal datang langsung diservice. Bila ingin bertemu dengan dokter, pasien diharuskan untuk membuat appoinment terlebih dahulu. Bila sedang mujur, si pasien dapat bertemu dokter keesokan harinya. Namun bila tidak, kemungkinan bertemu dokternya baru beberapa hari kemudian. Tak jarang ada yang sudah sembuh duluan sebelum sempat bertemu dokter. Hehe..Tapi jangan khawatir, untuk kasus yang butuh penanganan segera seperti luka kecil yang butuh jahitan, terbentur, keseleo, dll, atau bagi pasien yang khawatir akan penyakitnya bisa datang ke Walk In Centre. Walk in ini hampir sama dengan klinik di Indonesia karena pasien bisa langsung ditangani saat itu juga. Namun bedanya, di Walk In tidak ada dokter melainkan hanya perawat yang bertugas. Bila para perawat merasa si pasien butuh penanganan yang lebih intensif, maka perawat akan membuat surat rujukan agar si pasien bisa segera bertemu dengan dokter. Selain RVI, GP, dan Walk In Centre, ada klinik lainnya seperti klinik untuk mata, gigi, dan walk in yang menangani masalah sex dan kontrasepsi.  Data masing-masing pasien sistemnya terpusat sehingga kemanapun si pasien pergi tak perlu repot-repot harus isi formulir ini dan itu. Cukup dengan memberitahu NHS number saja.

Kembali ke soal hami dan melahirkan. Setelah tes kehamilan sendiri, saya pun melapor ke GP. Pihak GP kemudian meminta saya untuk memberikan sample urine untuk di cek ke laboraturium untuk dicek benar atau tidaknya saya hamil. Lalu mereka membuatkan appointment untuk saya bertemu dengan bidan yang juga praktek di GP tersebut, namanya Allison.  Sejak saat itu, setiap bulan saya harus ke GP untuk kontrol kehamilan dan seklaigus membawa sample urine. Kontrol kehamilan di GP ini dilakukan secara manual layaknya bidan-bidan di Indonesia. Beberapa kali selama kehamilan, sample darah saya diambil oleh Allison untuk dicek di laboraturiom. Hasilnya akan dilampirkan di buku riwayat kehamilan. USG baru dilakukan saat usia kehamilan menginjak 11 dan 16 minggu (kalau saya ga salah). Bila kehamilan dianggap baik-baik saja, maka usg hanya dilakukan 2x saja. Namun untuk multiple pregnancy atau kehamilan dengan resiko lainnya, usg bisa dilakukan hampir tiap bulan. Kebetulan kehamilan saya termasuk kategori yang pertama, sehingga sejak usia kehamilan 20 minggu mimpi untuk bertemu si upiak melalui usg hanya tinggal kenangan.

Usg kehamilan dilakukan di RVI, bagian maternity reward. Setiap bumil akan mendapat surat panggilan resmi dari RVI untuk datang pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Tentu saja appoinment ini bersifat fleksibel, karena bumil bisa re-schedule bila kebetulan berhalangan dengan waktu yang telah ditentukan. Bila ingin mendapatkan print out hasil usg, bumil bisa menukarkan uang senilai £3 dengan kartu token yang nanti saat usg diberikan kepada dokter yang memeriksa. Pada usia kehamilan 25 minggu, saya kembali mendapat surat dari RVI untuk memeriksa tingkat gula darah dalam tubuh. Tidak semua bumil menjalankan tes ini. Kemungkinan karena berat badan saya yang semakin membengkak menjadi alasannya. Tapi ntah lah, saya pun tidak terlalu mengerti. Hasil tes langsung dikirim ke Allison, bidan yang menangani saya pada kehamilan ini.

Saat usia kehamilan mendekati masa melahirkan yaitu 35 minggu, hasil tes darah saya yang kedua menunjukkan bahwa HB (atau hb?) saya rendah, sehingga Allison terpaksa menambah asupan vitamin penambah darah untuk saya. Seminggu setelah itu saya kembali mendapat surat dari RVI untuk bertemu dengan dokter dan membicarakan kadar HB saya yang rendah itu. Dari penjelasan dokter saat itu yang saya bisa pahami, bahwa jumlah darah yang mengalir dan stok darah yang ada didalam tubuh saya dibawah garis normal sehingga akan membahayakan nantinya pada saat proses persalinan. Untuk itulah, dokter memutuskan bahwa hb saya harus segera dikoreksi dengan cara (saya ga tau istilah kedokterannya) memasukkan cairan yang berisi zat besi kedalam tubuh saya melalui selang seperti infus.

Keesokan harinya saya kembali ke RVI. Saat itu saya pikir saya akan ditempatkan disebuah ruangan seperti layaknya pasien yang akan diinfus. Namun ternyata saya dibawa kesuatu ruangan yang memiliki sekitar 7 kursi empuk dan tinggi. Disana telah ada beberapa ibu hamil yang juga sedang diinfus, walaupun mungkin berbeda kasus. Jadi, ibu hamil yang memiliki kasus kurang lebih sama seperti saya yang membutuhkan semacam booster infus, hanya ditempatkan disebuah ruangan dan disuruh duduk dikursi empuk tersebut, bukan ditempat tidur. Singkat cerita, akhirnya saya diinfus selama kurang lebih 1 jam. Lalu kemudian kandungan saya di cek kembali sebelum mereka mengijinkan saya pulang. Dan lagi, cek kandungan dengan cara manual layaknya memeriksa kandungan di bidan-bidan di Indonesia. Hasilnya akan dikirim langsung ke Allison sekitar 4 minggu kemudian, bertepatan dengan jadwal cek rutin saya selanjutnya. Namun saat itu bidan disana bilang kemungkinan saya tidak akan bisa datang ke appointment itu karena keburu sudah melahirkan. "But i'm pretty sure you won't make it.." begitu katanya. Saya hanya meng-aminkan didalam hati.

Minggu ke 39, belum ada tanda-tanda bahwa si baby akan segera keluar. Atas saran teman, saya sudah semakin aktif jongkok-jongkok, jalan sambil jongkok, dan olahraga ringan lainnya sambil tentunya terus beroda agar proses lahiran nanti diberikan kelancaran. Pada usia kandungan 40minggu lebih 2 hari, tepatnya pada hari senin pukul 08.40an pagi, tanda-tanda akan segera lahiran pun akhirnya muncul. Sedikit deg-deg-an, tapi Bismillah...semoga Allah mudahkan segalanya. Mba Ari, salah satu teman disini pun sudah saya hubungi untuk memberitahu bahwa sepertinya proses lahiran tak lama lagi dan kemungkinan Azzam akan dititip hari itu dirumah beliau. Ya, jauh-jauh hari saya memang sudah menghubungi mba Ari dan meminta bantuan kepada beliau untuk dititipin Azzam selagi saya lahiran kalau prosesnya terjadi malam hari. Maklumlah, disini kami tidak punya sanak saudara, jadinya teman-teman dari Indonesia lah keluarga terdekat kami di Newcastle ini.

Siang harinya, belum terasa sakit yang luar biasa, sehingga saya masih bisa beraktifitas seperti biasa. Namun pada malam harinya perut sudah mulai sakit sekali terasa. Alhamdulillah sudah mulai kontraksi. Semakin malam semakin sakit terasa sehingga suami memutuskan untuk menghubungi pihak RVI. Namun sesuai prosedur, bumil yang akan melahirkan belum boleh datang kerumah sakit sebelum kontraksi terasa per 4 atau 3 menit. Jadi walaupun sudah sakit bagaimanapun ya tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu izin dari RVI. Akhirya pukul 5 pagi, suami memutuskan untuk mengantar Azzam ke rumah mba Ari, agar kalaupun proses lahirannya pagi mba Ari bisa membantu mengantar Azzam kesekolah. Setelah kembali menghubungi rumah sakit akhirnya pada pukul 8.30 pagi saya diijinkan datang untuk melihat perkembangan bukaan rahim saya.

Begitu sampai di RVI dengan menggunakan taxi, saya dan suami langsung menuju maternity reward. Setelah melapor sebentar saya disambut oleh seorang bidan dan kemudian dipersilahkan masuk kedalam sebuah ruangan untuk dicek. Setelah dicek, sang bidan memberitahu bahwa ternyata rahim masih bukaan 1. Artinya masih ada kemungkinan besok harinya atau bahkan sampai 1 minggu lagi baru akan terjadi proses lahiran. Sedikit kecewa rasanya, tapi segera saya tepis.. Toh selama ini saya berdoa agar melahirkan disaat yang terbaik, dan saya yakin Allah Maha Tahu yang terbaik bagi saya sehingga saya optimis saat itu bukanlah saat yang terbaik. Setelah diberi paracetamol untuk sedikit meredam rasa sakit akibat kontraksi kamipun kembali kerumah. Sesampainya dirumah suami memaksa saya untuk makan walaupun sedikit. Karena sejak malam harinya saya tidak tidur, ditambah efek paracetamol akhirnya siang itu saya tertidur selama kurang lebih 2jam. Begitu bangun tidur, saya tidak terlalu merasakan lagi sakit kontraksi. Bukannya lega tapi malah membuat khawatir. Kenapa tiba-tiba rasa sakitnya hilang, apakah pengaruh obat atau ada hal yang lain. Namun rasa khawatir itu tidak bertahan lama, mulai pukul 3.45 sore rasa sakit akibat kontraksi kembali saya rasakan. Kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Suami yang senantiasa duduk disamping saya selalu mencatat jarak waktu antara satu kontraksi ke kontraksi berikutnya. Semakin malam rasanya semakin menjadi-jadi hingga tidak sanggup untuk makan atau minum sedikitpun. Pukul 2 dini hari suami menghubungi pihak RVI karena jarak kontraksi sudah semakin cepat. Akhirnya pihak RVI mengizinkan kami datang. Segeralah suami menghubungi taxi dan membangunkan Azzam yang tengah tertidur lelap untuk diantar kerumah mba Ari lagi. Selagi suami menyiapkan Azzam, saya pun terpaksa menyiapkan diri sendiri. Sembari menahan sakit yang tidak terhingga, saya menelpon mba Ari mengabari bahwa kami akan kesana sekitar 5 menit lagi. Ntahlah saat itu mba Ari mengerti apa yang bicarakan apa tidak karena saya sendiri rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk sekedar membuka mulut.

Beberapa saat kemudian (untunglah proses pemesanan taxi disini sangat cepat) taxi pun datang menjemput. Melihat ekspressi saya agaknya si supir taxi mengerti kalau saya dalam proses akan melahirkan. Sebelum ke RVI, kami mampir sebentar ke rumah mba Ari untuk mengantar Azzam. Walaupun jarak rumah saya dan mba Ari jika naik taxi tak lebih dari 5 menit, tapi dalam kondisi kontraksi yang luar biasa saat itu rasanya lamaaaaaa sekali.  Setelah Azzam disambut mba Ari, kami langsung meluncur menuju rumah sakit. Seakan si supir tau akan sakit yang saya rasakan, mobil melaju kencang namun tetao tenang disetiap belokan dan setiap kali berhenti, membuat saya bisa sedikit nyaman didalamnya.. Ya minimal kepala saya tidak ikutan pusing. hehe..

Akhirnya kami sampai di rumah sakit. Setelah mengambil tas perlengkapan pasca melahirkan saya dan si baby, dan membayar ongkos taksi, kami langsung masuk kedalam maternity reward yang disana saya sudah dinanti oleh seorang bidan muda bernama Caley. Sama seperti sebelumnya saya kesana, saya dibawa kedalam sebuah ruangan untuk dicek bukaannya. Alhamdulillah, sudah bukaan 5 longgar, dan saya sudah diijinkan untuk tinggal di rumah sakit. Saya diminta untuk menunggu sebentar diruangan itu sementara si bidan menyiapkan ruangan untuk saya tempati. Tak berapa lama saya dipersilahkan masuk keruangan tersebut. Jangan Bayangkan sebuah ruangan yang lengkap dengan tempat tidur khusus rumah sakit yang dilengkapi dengan monitor seperti di film-film. Ruangan yang saya tempati luas sekali. Didalamnya terdapat dipan tanpa sisi yang dialas dengan perlak pas seukuran badan saya. Didepannya terdapat kamar mandi dan toilet. Disebelah kanan dipan terdapat lantai luas yang telah dialasi dengan perlak. Didepannya, disebelah kamar mandi terdapat sebuah bath up berbentuk oval dengan ukuran lumayan besar. Karena yang masuk kamar ini adalah bumil yang diperkirakan akan melahirkan normal, maka bumil diberi pilihan untuk melahirkan di dipan, dilantai, atau di bath up atau yang lebih dikenal dengan waterbath. Saya saat itu memilih cara lahiran konvensional, berbaring di dipan saja. Didalam ruangan itu juga dilengkapi dengan westafel, sofabed, box baby, dan dinding yg berada diatas dipan ternyata adalah lemari tempat menyimpang kain-kain dan perlak-perlak untuk mengganti yang lama bila diperlukan.

Saat itu pukul 3.30, saya officially sudah dalam proses lahiran. Si bidan tadi selalu berada disebelah saya ditemani troli yang berisi perlengkapan melahirkan dan alat untuk men-cek detak jantung si baby. Setiap kali selesai kontraksi, Caley selalu memerikas detak jantung si baby dan memberitahu saya bahwa si baby sudah semakin dekat ke jalan lahir. Ya, melahirkan normal disini hanya ditemani oleh seorang bidan. seorang saja. Tidak ada asisten atau apapun sebagainya. Saya ingat dia juga mencatat setiap reaksi saya didalam secarik kertas. Untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi, bumil sebenarnya diberikan pilihan untuk menggunakan epidural (suntik bius tulang belakang) atau menghisap gas yang telah disediakan ditabung seperti tabung oksigen sehari-hari bagi penderita asma. Saya pun mencoba menghisap gas tersebut, tapi berhubung sakitnya sudah tidak bisa tertahan lagi sementara gas itu butuh waktu untuk bereaksi didalam tubuh. Akhirnya saya memilih untuk tidak menggunakan penghilang rasa sakit apapun dan berjuang sekuat tenaga untuk menghandle rasa sakitnya, dibantu dengan suami yang selalu mengingatkan untuk istghfar dan jalan jihad yang disediakan untuk ibu melahirkan.

Sekitar pukul 5.30, saya sudah dalam proses melahirkan yang sebenarnya. Tapi karena sudah 2 malam tidak tidur dan belum makan apa2 lagi sejak kemaren siangnya, saya sedikit kehabisan tenaga, sehingga butuh beberapa waktu jeda selama proses mengejan. Akhirnya pada pukul 6.11 pagi, si baby lahir dengan selamat, tak kurang satu apapun. Karena faktor cuaca, baby yang lahir disini tidak dimandikan selama 24jam. Baby cukup dilap saja, lalu langsung diserahkan ke saya. Alhamdulillah, rasa sakit hilang seketika diganti semangat baru melihat si malaikat kecil itu didekapan. Namun, tidak seperti di Indonesia dimana saat pasca lahiran saya bisa berbaring dan beristirahat, disini habis melahirkan saya mau tidak mau "harus" bergerak. Ntah itu untuk pindah tempat tidur beberapa saat sehabis melahirkan, ntah itu untuk kekamar mandi untuk setor urine sebelum pukul 12 siang, ataupun untuk menjaga atau menggendong baby aisyah karena suami harus segera pergi untuk menanam plasenta, membawa pulang kain2 kotor bekas lahiran, dan menjemput si sulung dari sekolah. Hampir tidak ada waktu untuk sekedar berbaring atau beristirahat pasca lahiran karena bidan-bidan yang bertugas berganti-gantian masuk kekamar untuk melakukan overall check terhadap si baby. Baru sekitar pukul 3 siang saya bisa sedikit beristirahat karena semua test terhadap baby telah dilakukan dan hanya tinggal 1 test lagi sebelum saya diijinkan pulang.

Ya, sebenarnya pukul 1 (7jam pasca lahiran) siang saya sudah diijinkan pulang, hanya saja masih ada 1 test lagi yaitu test mata yang harus dijalankan si baby yang sebelumnya terhambat karena si baby tidak mau membuka matanya sehingga bidan tersebut memutuskan untuk menunggu hingga si baby mau membuka mata. Dan itu membutuhkan waktu yang lama hingga pada sore harinya saat si baby masih belum mau membuka mata akhirnya si bidan terpaksa membuka paksa mata si baby. Setelah urusan tests dan check pada baby selesai, kami pun diijinkan pulang. Tepat pukul 7 malam, kami sudah sampai dirumah lagi. Lalu apakah saya langsung bisa istirahat? hihihi... tidak ternyata. Saya kepikiran ayam yang sudah diungkep yang ada didalam lemari es dan kebetulan belum ada stok makanan yang sudah di defrost. Akhirnya, alih-alih istirahat, saya pun langsung kembali aktif didapur, ntah itu masak ayam balado, atau beres-beres yang lainnya.

Pengalaman yang sungguh luar biasa bagi saya pribadi. Membuat saya berpikir tentang ibu saya dahulu saat melahirkan saya. Saya masih jauuuh lebih beruntung saat disini segala fasilitasnya memudahkan saya untuk menjalankan aktifitas sehari dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Bayangkan ibu-ibu jaman dahulu yang harus melakukan segala sesuatunya manual meskipun habis melahirkan.

Ini adalah penggalan pengalaman saya selama hamil dan melahirkan di Newcastle. Semoga pengalaman saya bisa memberi manfaat bagi yang membaca, terutama bagi saya pribadi.

Bundasibuyung
Newcastle Upon Tyne, 2014

Coconut Chocolate Truffle



Truffle ini saya buat dalam rangka memanfaatkan sisa coklat ganache untuk membuat kue coklat beberapa hari yang lalu. Waktu itu sisa ganache saya simpan didalam lemari es karena belum kepikiran mau dibikin apa. Lalu tiba-tiba saya teringat chocolate truffle yang pernah saya lihat di youtube channel laura vitale. Awalnya bingung juga truffle nya mau dicampur pakai apa. Yang biasa sih truffle dibalur dengan cocoa powder. Tapi saya kok sedikit ga nyaman membayangkan makan cocoa powder tanpa diolah terlebih dahulu. Untunglah saat itu saya punya sedikit sisa kelapa kering. Jadilah akhirnya truffle yang sudah dibulatkan saya baluri dengan kelapa kering. Hasilnya..enak pastinya. Manis dari coklat dan gurih dari kelapa kering.


Selain kelapa kering, truffle bisa divarisikan dengan berbagai macam kacang-kacangan juga loh, atau sprinkles mungkin? Sepetinya bisa jadi salah satu menu untuk hidangan dihari eid nanti nih..



Untuk resepnya, truffle yang ada digambar ini saya menggunakan resep chocolate ganache yang ada di resep ini.

Bahan:
200 ml double cream / whipped cream cair
300 gr dark cooking coklat (bisa menggunakan milk coklat atau di mix)
1 sdm mentega

Bahan pelapis
Kelapa parut kering (bisa menggunakan kacang-kacangan yang dicincang, cocoa powder, dll)

Cara:
1. Panaskan double cream dan mentega hingga mentega meleleh (jangan sampai mendidih)
2. Sementara itu potong-potong coklat dan letakkan didalam wadah
3. Tuang cream panas keatas coklat. Pastikan semua coklat terendam dalam cream. Biarkan selama lebih kurang 2 menit. Lalu aduk perlahan hingga semua coklat meleleh dan tercampur rata.
4. Setelah uap panasnya hilang, masukkan kedalam lemari es hingga coklat set. Lalu bulatkan sesuai selera, gulingkan kedalam bahan pelapis. Truffle siap disajikan.
(simpan didalam lemari es agar truffle tetap set)


Selamat mencoba... ^^

Coklat Cake Kukus Dengan Coklat Ganache



Kue ini saya buat karena penasaran dengan resep steamed cake yang saya baca disini. Dari gambar yang ada terlihat kue nya begitu lembut. Dan sudah lama juga sebenarnya ingin makan kue coklat, namun karena suami tidak begitu suka dengan kue coklat jadinya keinginan untuk membuat kue ini tertunda terus. Beberapa hari yang lalu bertepatan dengan hari ulang tahun suami, saya pun memutuskan untuk membuat kue coklat ini. Awalnya sih beliau sudah mewanti-wanti untuk tidak membuatkan kue apapun kecuali putri ayu. Tapi saya bersikukuh bahwa kuenya nanti akan dibagi-bagi ke tetangga. Jadilah hari itu saya membuat kue kukus coklat dan putri ayu keesokan harinya.


Kembali ke si kue kukus. Kue ini hasilnya lembut sekali walaupun tanpa menggunakan emulsifier. Kemungkinan hasil lembut kue ini berasal dari baking soda dan penambahan air panas kedalam adonan sebelum kue dikukus. Kalo tidak salah namanya kimko (kimiko..??) reaction yaitu saat baking soda bertemu dengan air panas akan menghasilkan gelembung-gelembung udara sehingga kue menjadi lembut dan mengembang saat dimasak. Karena reaksinya hanya berlangsung selama 10 menit, maka kue harus segera dimasak begitu semua bahan dicampurkan.



Namun, ada sedikit tragedi kecil saat kue telah matang. Ternyata bagian bawah kue saya masih ada yang kurang matang, yaitu pas dibagian tengah-tengah dan beruntung hanya sekitar 1 ruas jari. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil bagian yang tidak matang itu, dan akhirnya terbentuklah seperti kolam lingkaran kecil ditengah-tengah kue. Niat awal yang ingin membelah 2 kue lalu dioles coklat ganache ditengahnya pun saya urungkan. Beruntung, dirumah ada 4 box sweet strawberry, jadilah bagian permukaan kue termasuk kolamnya saya tutupi dengan coklat ganache, lalu saya tumpuk dengan strawberry diatas kolam tersebut. Hasilnya bikin saya kaget, cantik juga ternyata (itu kata saya loh... dan suami.. hehe..). Nah, karena bagian atasnya sudah menarik, saya pun merasa terpanggil untuk menghias bagian pinggirian kue. Berbekal youtube tutorial how to make ombre cake design, saya pun dengan semangat 45 langsung praktek. Tapi, teori memang tidak segampang praktek. Apalagi saya belum terbiasa untuk menghias kue, sehingga bisa dililhat digambar, hasil ombre design nya berantakan sekali. Jauh dari kata rapi. Walaupun demikian, bagi saya ini adalah salah satu kue hias saya yang paling cantik (baca: menurut saya loh, jangan bandingkan dengan kue hias yang ada di toko kue..hihihi..). Puas sekali dengan kue ini, teksturnya lembut, penampakannya pun cantik. Bolehlah untuk pemula seperti saya..hihihi..




Resepnya saya copas disini ya..

Bahan kering:
200 gr terigu serba guna
100 gr cocoa powder
1 sdt baking powder
1 sdt baking soda
1/2 sdt garam
1 bungkus vanila bubuk

Bahan basah:
3 butir telur
200 gr gula pasir
1 cup minyak sayur
1 cup susu kental manis (sweetened condensed milk)

1 cup air panas

Bahan chocolate ganache:
200 ml double cream
300 gr dark cooking chocolate (saya pakai 200 gr dark, 100 gr milk chocolate)
1 sdm mentega

Cara:
1. Panaskan air didalam kukusan. Siapkan loyang bulat, alas bagian bawahnya dengan baking paper, olesi dengan minyak diseluruh permukaan. Sisihkan.
2. Bahan basah. Kocok telur dan gula pasir sampai telur berwarna pucat dan gula larut. Masukkan susu kental manis dan minyak.
3. Ayak semua bahan kering, lalu campurkan kebahan basah dalam 3 tahap (agar memudahkan proses pengadukan), hingga semua tercampur rata.
4. Masukkan air panas, aduk cepat hingga rata. lalu segera tuang kedalam loyang. Tutup longgar permukaan loyang dengan foil. Kukus hingga matang selama kurang lebih 1 jam. Tes dengan tusuk gigi atau batang spageti. Bila tidak ada adonan yang menempel lagi di tusuk gigi tandanya kue telah matang. Bila masih ada adonan yang menempel, lanjutkan mengukus kurang lebih 10-15 menit lagi. Cek setiap 5 menit sekali. Setelah matang, angkat dr kukusan, keluarkan dari loyang. Dinginkan.
5. Selagi menunggu kue dingin, buat choc. ganache. Panaskan double cream dan mentega hingga mentega meleleh (jangan sampai mendidih). Sementara itu potong-potong coklat dan taruh dalam wadah. Tuang cream panas keatas coklat. Biarkan sebentar hingga coklat meleleh dengan sendirinya, lalu kocok perlahan hingga coklat tercampur dengan cream.
6. Biarkan ganache sedikit dingin sebelum dioles keatas kue. Kue siap dihias sesuai selera.

note: semakin dingin ganache akan semakin mengental. Bila ganache terlanjur mengeras, panaskan sebentar dengan cara di tim hingga mencapai konsistensi yang diinginkan.

Bila kue telah dihias tapi masih ada coklat ganache yang tersisa, jangan buru-buru dibuang. Sisa ganache bisa dibikin jadi chocolate truffle loh. InsyaAllah di next post ya...

Anyway... selamat mencoba... ^^

Bakwan aka Bala-Bala



Siapa yang tak kenal dengan bakwan? sampai hari ini saya belum pernah bertemu orang yang tidak suka dengan jajanan yang satu ini. Apalagi saya. Saya ingat waktu masih dibangku kuliah saya dijuluki si ratu bakwan karena kecintaan saya akan jajanan ini. 

Dulu waktu masih kecil mama membuat bakwan menggunakan cetakan yang berbentu centong sayur sehingga hasilnya seperti setengah lingkaran. Namun akhir-akhir ini bentu2 bakwan sudah berevolusi menjadi free style, dan menurut saya penampakan bakwan free style ini lebih menggoda. Hehe... Apapun bentuknya, bakwan tetap numero uno. Ntah itu dinikmati bersama rawit ataupun sambal botolan. 


Di Padang, untuk menikmati bakwan atau gorengan biasanya disediakan sambal bikinan sendiri yang terbuat dari cabe yang dihaluskan, bawang putih, seidkit gula dan cuka. Tapi saya punya sambal cocolan andalan yang membuat suami dan orang-orang yang pernah mencobanya menjadi ketagihan. Sambalnya terdiri dari cabe yang sudah dihaluskan, sedikit bawang putih, sedikit cuka, gula merah dan gula pasir yang dicampur bersama sedikit air, lalu dimasak dengan api sedang hingga mengental. Proses itulah nanti yang membuat sambal a la saya memiliki cita rasa pedas, asam, manis, dan gurih.





Untuk bakwannya sendiri setiap orang pasti punya resep andalan masing-masing. Saya memilih untuk tidak ribet soal bakwan. Hanya butuh 10 menit proses potong-potong dan aduk-aduk, lalu adonan bisa langsung digoreng. Berikut resep bakwan a la saya:

Bahan:
2 buah wortel yang diiris korek api
1/2 bagian lobak yang diiris tipis 
4 batang daun bawang
6 - 8 sdm terigu serba guna
2-3 sdm tepung beras
1 butir telur
Air secukupnya

Bumbu:
1 1/2 sdt garam
1/2 sdt merica putih bubuk
2 sdt bawang putih bubuk
1 sdt gula pasir 
1 sdt cabe bubuk (opt)

Cara:
Campur semua bahan dan bumbu menjadi satu. Tambahkan air bila adonan terlalu kering, atau tambahkan terigu bila adonan terlalu encer. Sesuaikan rasa bumbu. Tambah garam atau merica bila perlu. Lalu siap untuk digoreng.

Saya hampir tidak pernah menggunakan bumbu penyedap dalam memasak. Namun bila mau, bisa ditambahkan kok. Bakwan ini enak disantap ditemani segelas es kopi susu. Bagi yang berminat ingin tau bagaimana cara bikin es kopi susu yang nikmat a la saya, silahkan lihat disini.


So... Selamat menikmati bakwan... ^^

Iced Coffee a la Stanton St.



Alhamdulillah, summer sudah benar-benar datang. Kamipun dapat menikmati sinar matahari yang menghangatkan disiang harinya, walaupun panasnya matahari disini masih jauh kalah panas dibandingakan dengan di Indonesia. Tentunya cara kami menikmati summer disini tidak seperti warga pribumi. Saat mereka sudah dengan suka cita bertelanjang dada bagi yang pria dan berpakaian super minim bagi yang wanita, kami masih harus mengenakan jaket tipis bila keluar rumah. Hal ini disebabkan karena walaupun cahaya mataharinya terang, namun angin yang berhembus lumayan dingin. Adakalanya jika saat itu tidak terlalu windy, kami bisa berpakaian layaknya saat di Indonesia dulu. Tanpa embel-embel jaket, dan yang paling penting kami bisa merasakan bekeringat saat jalan keluar.

Bagi saya pribadi, sejak menetap disini berkeringat adalah termasuk hal langka. Seberapapun usaha saya untuk menggerakkan tubuh, tetap tak ada keringat yang bercucuran dari tubuh. Kecuali saya olahraga lengkap dengan atribut jaket untuk winter disebuah ruangan tertutup yang didalamnya ada sebuah pemanas yang menyala dengan volume maksimum. Bila tanpa itu, si keringat biasanya maluu sekali untuk menampakkan wujudnya.

Walaupun begitu, kami tak ketinggalan untuk ikut serta "menyambut" summer. Bukan dengan berjemur diluar rumah ataupun picnic di taman, tapi cukup dengan menikmati segelas es kopi susu disiang hari. Ya, berawal dari saya yang maniak kopi, akhirnya suami pun ikut-ikutan menggemari minuman yang satu ini. Tak heran bila setiap kali beliau pulang dari kampus langsung minta dibuatkan es kopi. Rasanya yang tidak terlalu pahit plus manis dari susu kental manis ini bisa menjadi teman makan gorengan disiang hari yang terik.

Tidak ada resep khusus untuk minuman ini. Hanya saja bagi saya pribadi untuk menghasilkan es kopi yang terasa creamy adalah menggunakan es batu yang dihancurkan dalam jumlah banyak sementara larutan kopi dan susunya cukup sedikit saja. Berikut takaran es kopi susu a la saya:

1 sdt kopi granule (tanpa ampas)
1 sdt gula pasir
2 sdm susu kental manis
Es batu yang telah dihancurkan kasar
Sedikit air panas

Cara:
Campur kopi dan gula pasir dengan sedikiiiit sekali air panas, kira-kira hingga setinggi 1 ruas jari. Aduk rata hingga larut. Lalu masukkan susu kental manis. Aduk kembali. Isi gelas dengan es batu hingga penuh. Aduk rata. Sebagian es akan langsung meleleh karena larutan kopi masih panas. Tambahkan kembali es batu hingga setinggi permukaan gelas (saya menggunakan gelas tinggi seperti gambar diatas). lalu aduk-aduk. Biarkan sebentar hingga sebagian es meleleh. Kopi es susu siap disajikan.

Karena jumlah larutan kopi yang sedikit dan penggunaan es batu yang banyak, kopi ini terasa creamy sekali dan walaupun es nya sebagian mulai meleleh, rasa creamy nya tidak akan berkurang (kecuali kalau semua es sudah meleleh...hehe..). Es kopi ini enak dinikmati sebagai teman makan gorengan saat bersantai bersama keluarga tercinta.

Selamat mencoba... ^^  


Homemade Croissants



Membuat croissant sendiri dirumah saya akui memang bukanlah pekerjaan yang gampang. Bukan karena bahan-bahan untuk membuatnya, atau pun membutuhkan teknik khusus, hanya saja membuat croissant ini membutuhkan kesabaran yang ekstra. Proses pembuatannya sendiri dari tahap awal sampai akhir membutuhkan waktu minimal 2 hari. Mulai dari membuat adonan rotinya, lalu didiamkan di lemari es semalaman, belum lagi proses menggiling dan menyimpang adonan sebanyak 3x. Tapi bagi saya pribadi ada kepuasan tersendiri saat proses pembuatan croissant ini. Capek memang, tapi setelah melihat dan merasakan hasil akhirnya rasa capek itu sedikit berkurang. Apalagi si buyung ternyata suka sekali dengan roti ini.

Adonan croissant ini berbeda dengan adonan puff pastry. Adonan croissant menggunakan ragi dalam proses pembuatannya, sementara adonan puff pastry tidak, walaupun tahap pembuatannya sama. Menurut referensi yang saya baca, lama waktu untuk mengistirahatkan adonan croissant ini mempengaruhi rasanya. Semakin lama proses istirahatnya (semalaman), semakin enak rasa croissant nantinya. Adonan ini nantinya juga bisa dijadikan filled croissant yang bisa diisi dengan berbagai macam pilihan, coklat, keju, peanut butter, dsb sesuai selera.



Untuk resep dasarnya saya menggunakan resep dari laura vitale yang bisa dilihat disini. Tapi seperti biasa bagi yang tidak mau repot loncat sana sini saya copas resepnya disini.

Bahan:
1 1/4 cup susu cair
1/4 cup gula pasir
1 1/2 sdt garam
1 bungkus ragi
2 sdm mentega/margarin
4 cup terigu serba guna
250 gr mentega (pilih yang wangi seperti anchor)

Cara:
1. Panaskan susu cair hingga suam kuku. Masukkan 1 sdm gula pasir dan ragi. Aduk sebentar. Biarkan hingga ragi aktif atau sampai permukaannya berbusa (biasanya sekitar 5-10 menit).
2. Campur sisa gula pasir, garam, dan campuran susu. Masukkan terigu sedikit demi sedikit (mulai dari 2 cup terlebih dahulu)sampai adonan bisa diuleni atau tidak terlalu basah lagi dan adonan sudah bisa menggumpal menjadi satu. Lalu masukkan 2 sdm mentega. Aduk rata.
3. Taburi meja kerja dengan terigu, lalu uleni adonan hingga kalis. Tambahkan terigu sedikit demi sedikit agar adonan tidak terlalu lengket. Jangan terlalu banyak memberi tambahan terigu agar adonan tidak terlalu keras.
4. Setelah adonan kalis, bulatkan, pipihkan, dan taruh dalam wadah. Lalu tutup dengan wrap atau kain bersih. Masukkan kedalam lemari es. Biarkan semalaman.
5. Sementara itu, potong-potong 250 butter, susun diatas baking paper. Lalu tutup dengan baking paper lagi dibagian atasnya. Gilas butter hingga berbentuk segi empat sama sisi. Simpan dalam lemari es.
6. Keesokan harinya, gilas adonan hingga berbentuk segi empat yang lebih besar dari ukuran butter. Lalu taruh butter ditengah-tengah adonan. Setiap bagian sudut butter berada sejajar dengan bagian sisi adonan. Lalu tarik keempat sisi adonan hingga menutupi semua bagian butter. Setelah itu giling adonan memanjang hingga berukuran 50x25cm. Taburi meja kerja dan permukaan adonan dengan terigu agar tidak lengket saat digiling.
7. Setelah itu, lipat 3 adonan (lihat gambar 1) lalu taruh dalam wadah, tutup dengan kain, kemudian masukkan dalam lemari es selama minimal 30 menit.
8. Keluarkan adonan, giling memanjang kembali seukuran 50x25cm seperti diawal tadi. Lipat 3 kembali, dan simpan kembali didalam lemari es. Lakukan hal ini sebanyak 2 kali lagi. Lalu simpan adonan dalam lemari es semalaman.
9. keesokan harinya adonan sudah gendut. Sampai tahap ini adonan sudah bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan. Bila ingin membuat cronut, giling adonan sesuai ketebalan yang diinginkan. Bila ingin membuat croissant atau ingin disimpan di freezer sebaikany: potong 2 adonan agar memudahkan proses penggilingan yang terakhir (gambar 2). Giling masing2 bagian seukuran 50x25cm lagi. Bila ingin disimpan, lapisi adonan dengan baking paper, lalu masukkan kedalam feezer.
10. Bila ingin membuat croissant, potong-potong adonan yang telah digilas tipis seperti gambar 3.
11. Sebelum dipanggang, simpan adonan untuk proofing didalam ruangan hingga gendut atau jika ingin hasilnya lebih enak, biarkan croissant proofing didalam lemari es semalaman. Sebelum dipanggang, oles permukaan croissant dengan kocokan telur dan sedikit air atau susu.
12. Panggang croissant didalam oven dengan suhu 200 derajat C selama 10-15 menit, lalu turunkan suhu oven menjadi 180 derajat C. Panggang lagi sekitar 20 menit atau hingga berwarna kecoklatan. Keluarkan, croissant siap dinikmati.

Gambar 1. Proses giling-lipat-simpan, dilakukan minimal 3x


Gambar 2. Hasil akhir setelah 3x proses giling-lipat-simpan yang telah didiamkan semalaman


Gambar 3. Tahap akhir sebelum proses pemanggangan

Butuh kesabaran untuk membuatnya, karena semua tahapannya tidak ada yang bisa diburu. Menurut referensi yang saya baca, lama waktu untuk mengistirahatkan adonan croissant ini mempengaruhi rasanya. Semakin lama proses istirahatnya (semalaman), semakin enak rasa croissant nantinya. Jadi bila sedang ada waktu luang dan ingin membuat sesuatu yang "menantang", tak ada salahnya untuk mencoba mempraktekkan homemade croissant ini dirumah. Dijamin semua pasti suka..

Selamat mencoba... ^^

Chiffon "maunya motif zebra" Cake



Berawal dari keinginan untuk membuat rainbow cake. Tapi masih "trauma" karena dulu pernah gagal total saat membuat rainbow cake. Karena saya tidak menggunakan emulsifier, jenis cake chiffon menjadi pilihan saya setiap kali membuat cake. Namun sayangnya jenis cake ini sangat rentan untuk deflate atau gagal bila proses pengadukan terlalu lama, sedangkan saat memberi warna adonan butuh diaduk agar warna adonannya merata.

Untunglah saat sedang googling di dunia maya, saya secara tidak sengaja mampir disini. Dari blog ini saya tahu triknya agar chiffon dapat diberikan berbagai warna tanpa khawatir cake akan gagal. Berbekal trik dari sana, akhirnya saya berkeinginan untuk mencoba membuat rainbow chiffon cake. Namun karena saya tidak punya pewarna makanan, jadinya niat untuk membuat rainbow cake saya urungkan, diganti dengan zebra cake. Kebetulan saya juga sering sekali melihat tutorial di youtube bagaimana cara membuat motif pada zebra cake. 



Namun praktek memang tidak semudah teori. Hasil akhir pada cake saya tidak terlihat seperti zebra sedikitpun. Kemungkinan karena saya menyendokkan adonannya terlalu banyak, atau jumlah pasta pandan dan mocca nya yang tidak terlalu kentara. Ntahlah, yang pasti wajib dicoba lagi sampai sukses. Tapi walaupun motifnya abstrak sekali, yang penting rasanya enak. Apa karena didalamnya ada paduan aroma pandan dan mocca jadi cake ini mengingatkan saya akan bolu kukus mekar yang memang menjadi favorit saya dan suami.

Untuk resepnya saya menggunakan resep chiffon yang ada disini. Hanya saja karena didalam cake ini ada tambahan 2 warna, jadi stepnya ada yang diubah.

Bahan;
6 buah kuning telur
7 buah putih telur
225 gr cake flour, saya pakai terigu serba guna
300 gr caster sugar, saya pakai gula granule
1 sdm baking powder
1/2 sdt garam
120 ml minyak sayur
180 ml air matang
vanila
1 sdt pasta pandan
1 sdt pasta mocca

Cara;
1. panaskan oven disuhu 180 derajat C. Siapkan loyang 24x24cm, tanpa dioles minyak.
2. Kocok putih telur sampai berbusa, lalu tambahkan sedikit demi sedikit 50gr gula pasir sambil terus dikocok hingga kaku. sisihkan.
3. Kocok kuning telur dan sisa gula pasir sampai gula larut, lalu masukkan sisa bahan lainnya. Kocok hingga semua bahan tercampur rata dan adonan menjadi halus.
4. Bagi adonan menjadi 3 bagian yang sama. Beri satu bagian pasta pandan dan satu lainnya pasta mocca. Biarkan satu bagian lagi tanpa pewarna. Aduk rata masing-masing adonan.
5. Bagi 3 adonan putih, letakkan masing-masingnya didalam wadah bersih. Satu mangkok untuk adonan hijau, satu mangkok untuk adonan mocca, dan mangkok lainnya untuk adonan putih.
6. Untuk adonan hijau, ambil 1/3 adonan putih untuk adonan hijau, aduk rata hingga semua tercampur, lalu masukkan sisanya dan aduk balik hingga rata. Lakukan juga untuk adonan mocca dan adonan putih.
7. Ambil satu sendok sayur adonan hijau, lalu tuang ditengah-tengah loyang. Lalu ambil satu sendok sayur adonan mocca, tuang tengah-tengah adonan hijau. Begitu juga dengan adonan putih, ambil satu sendok sayur adonan putih tuang ketengah-tengah adonan mocca. Lakukan terus sampai adonan habis.
8. Panggang adonan hingga matang sekitar 40 menit.
9. Begitu matang, keluarkan dr oven lalu balikkan loyang dan biarkan kue dingin didalam loyang dalam keadaan terbalik, kurleb 1 jam.
10. Setelah dingin, keluarkan chiffon dr loyang. potong-potong, chiffon siap disajikan.



Walaupun motifnya tidak sesuai dengan harapan, namun alhamdulillah suami suka sekali dengan cake ini. Jadi rasa kecewa yang muncul saat pertama kali melihat motif didalam cake sedikit terhapus dengan sambutan hangat (hehe) dari suami tercinta. Mudah-mudahan lain kali motifnya beneran seperti zebra. 

Anyway... Selamat mencoba... ^^

Sate Ayam Sambal Kecap



Untuk membuat sate ayam disini tidaklah susah. Toko butcher halal disini menyediakan berbagai pilihan potongan ayam yang kita inginkan. Mulai dari whole chicken; large, medium dan small; chicken legs, chicken thighs, chicken drumstick, chicken breast, chicken minced, bahkan hati ampela juga tersedia. Membelinya pun tergantung kebutuhan, mau sekilo, 1/2kg, atau hanya butuh beberapa potong paha ayam. Si butcher akan melayani permintaan kita dengan ramah. Bagi saya, hal ini sangat membantu sekali. Apalagi
potongan ayam yang dijual sudah lumayan bersih sehingga tak perlu repot lagi untuk mempersiapkannya untuk dimasak.

Tapi saya paling anti bila membeli ayam dalam jumlah banyak lalu distok di freezer tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Menurut saya pribadi, rasa dan warna ayam yang telah di defrost sedikit berbeda dengan yg langsung diolah. Ntahlah kenapa. Oleh karena itu, saya lebih suka bolak balik ke butcher halal untuk membeli ayam sejumlah keperluan saya. Bila ada sedikit waktu senggang (baca: tidak malas, hehe..), barulah saya membeli ayam dalam jumlah banyak untuk kemudian diolah terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam frezzer. Untungnya letak butcher shop itu tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 5 menit jalan cepat. Sehingga bolak balik dari rumah ke butcher shop tidak terlalu merepotkan.




Seperti beberapa hari yang lalu, saat sibuyung sakit dan tidak mau makan, saya memutuskan untuk membuatkannya sate ayam. Tak butuh waktu lama, saya langsung meluncur ke butcher shop dan minta diambilkan 1kg chicken breast fillet dan minta dipotong kecil-kecil, sehingga sampai dirumah ayam bisa langsung diolah menjadi sate ayam. Berhubung saat itu saya ingin satenya cepat selesai dan minus ribet, jadinya saya memutuskan untuk membuat sate ayam yang simple saja. Bumbu kecap menjadi pilihan saya. Sekitar 1jam kemudian, si buyung telah dapat menikmati sate ayam fresh dari oven.. Loh? tidak dipanggang? berhubung saya tidak punya grill maupun disposable grill, saya biasanya memanggang sate-satean didalam oven menggunakan api dari broiler yang ada dibagian atas oven.

Ini resep kilat sate ayam a la saya:

Bahan:
1 kg daging dada ayam, potong dadu sesuai selera
Tusuk sate sekitar 50 pcs

Bumbu untuk merendam ayam:
3 - 4 sdm kecap manis (sesuai selera)
2 sdm saos sambal pedas
1 sdt bawang putih bubuk (bisa pakai yang freshly minced)
1/2 sdt merica putih bubuk
1/2 sdt gula pasir
1/2 ketumbar bubuk
1 sdm vegetable oil
Garam secukupnya
Sedikit jeruk nipis

Cara:
1. Cuci daging ayam hingga bersih. Sisihkan.
2. Campur semua bumbu hingga rata. Cicipi sedikit, tambah garam atau bumbu lain bila perlu. Lalu masukkan ayam kedalam bumbu. Aduk rata. Diamkan dalam lemari es minimal 30 menit. 
3. Tusuk-tusuk sate ayam. lalukan hingga semuanya habis.
4. Panggang sate ayam sambil dbolak balik agar matang merata. 
5. Angkat, sajikan dengan sambal kecap.

nb: untuk resep sambal kecap bisa dilihat disini.


Selamat mencoba... ^^

Nugget Ayam Wortel, First Trial



Beberapa hari yang lalu saat menyiapkan bekal untuk si buyung sekolah saya kepikiran untuk membuatkannya nugget ayam. Selain praktis, nugget ini bisa disimpan di freezer sehingga kapanpun dibutuhkan tinggal keluarin dari freezer dan digoreng. Agar tidak gatot alias gagal total, saya mencoba membaca beberapa referensi resep lainnya
. Selain membaca resep dari salah seorang teman, saya juga membaca resep dari blog mba Endang disini. Tapi karena keterbatasan bahan yang ada dirumah, jadi nuggetnya saya bikin simple saja sesuai dengan bahan yang tersedia.

O iya... karena saya juga tidak punya kukusan yang besar, jadi nugget ini saya panggang bukan dikukus. Bagian dasar loyang saya lapisi dengan aluminium foil, lalu saya lapisi kembali dengan baking paper agar bagian dasar nugget tidak kecoklatan saat dipanggang. Hasilnya tetap lembut dan enak kok. Tapi mau nulis resepnya sebenarnya agak bingung karena saya pakai takaran kira-kira. hehe..

Bahan:
1 kg ayam cincang
2 buah wortel yang telah diserut
1,5 sdt garam
2 sdt bawang putih bubuk
1 sdt gula pasir
1/2 sdt merica putih bubuk
2 butir telur, kocok lepas
3 sdm tepung tapioka
Tepung terigu secukupnya (sekitar 2 sdm)

Bahan untuk pelapis
Tepung terigu secukupnya
2 butir telur + 2 sdm susu cair
Tepung panir
Masing-masing bagian beri sedikit garam dan merica

Cara:
1. Panaskan oven pada suhu 170 derajat C. Siapkan loyang 24x24 (atau sesuai ketebalan nugget yang diinginkan), alas dengan foil, lalu lapisi dengan baking paper. sisihkan.
2. Aduk semua bahan nugget hingga tercampur rata. Bila adonan terlalu encer, tambahkan terigu sedikit demi sedikit. 
3. Tuang adonan kedalam loyang, lalu panggang hingga matang. Keluarkan dan dinginkan. Lalu potong-potong sesuai selera.
4. Ambil satu potongan nugget, baluri dengan terigu, lalu celupkan kedalam kocokan telur dan kemudian baluri dengan tepung roti. Lalukan sampai adonan habis.
5. Nugget bisa langsung digoreng dalam minyak panas, atau dimasukkan kedalam plastic bag dan disimpan dalam freezer.

Nugget siap digoreng atau disimpan di freezer

Nugget siap masuk freezer


Tidak susah kan membuat nugget..? lebih nikmat disantap ditemani saos sambal ekstra pedas. Selamat mencoba... ^^

Hokkaido Cupcake



Sudah lumayan lama sejak pertama kali saya melihat resep ini di youtube. Tapi waktu itu hanya sekedar melihat saja sebagai teman begadang saat harus menyusui si upiak dimalam hari. Namun beberapa waktu yang lalu saya melihat seorang teman memposting gambar hokkaido cupcake
ini. Ingatan saya langsung menuju video yang pernah saya tonton dulu.

Tak puas hanya sampai di video, saya pun mencoba mencari tau lagi apa itu hokkaido cupcake. Menurut link yang saya baca disini, Hokkaido cupcake tak lebih dari chiffon yang dipanggang didalam loyang cupcake. Saat sudah dingin, cupcake ini akan sedikit mengkerut kedalam dan bagian permukaannya akan sedikit berkerut-kerut. Untuk membuat cupcake kembali "gendut", disemprotkanlah fla vanilla dengan menggunakan piping bag. Tekstur cupcake yang sangat lembut dan airy membuat fla dapat terdistribusi dengan baik kedalam cupcake. Tapi butuh kehati-hatian juga dalam mengisikan fla kedalam cupcake ini, karena kalau terlalu banyak cupcake akan pecah dan tidak terlihat terlalu menarik.



Lantas apakah kue asalnya dari Jepang? ternyata tidak. Kue ini dinamakan Hokkaido cupcake karena yang pertama kali membuat kue ini memakai susu yang berasal dari Hokkaido. Ntahlah itu benar atau tidak, yang penting jenis cupcake ini wajib dicoba. Dan jangan sering-sering membuatnya, karena teksturnya yang sangat lembut bikin lupa sudah berapa buah cupcake yang masuk ke mulut...hihihi...

Resep cupcake ini saya copas dari sini. Silahkan kalau ada yang berminat nonton langsung videonya. Bagi yang tidak mau repot mampir ke youtube, saya tulis disini ya...

Bahan A:
3 butir kuning telur
20gr gula pasir
40ml susu cair
40ml vegetable oil
60gr terigu serba guna
1 bungkus vanilli bubuk
Sejumput garam

Bahan B:
3 butir putih telur
40gr gula pasir

Bahan Custard:
200 ml susu cair
2 butir kuning telur
40 gr gula pasir
1 sdm terigu
1 sdm maizena
1 bungkus vanilli bubuk
100ml double cream + 1 sdm gula bubuk, kocok hingga kaku, simpan dilemari es hingga saatnya digunakan.
Cara:
1. Panaskan oven pada suhu 180 derajat C. Siapkan loyang cupcake, alas dengan cupcake liners.
2. Buat bahan B. Kocok putih telur dengan menggunakan mixer hingga berbuih, lalu masukkan gula sedikit demi sedikit sambil terus dikocok hingga kaku. Sisihkan.
3. Buat bahan A. Kocok kuning telur dan gula pasir hingga berwarna pucat dan gula larut. Masukkan oil dan susu, kocok hingga semua tercampur rata. Lalu dengan menggunakan spatula masukkan terigu dan garam. Aduk rata kembali.
4. Masukkan 1/3 adonan putih kedalam adonan kuning. Aduk balik hingga semua adonan putih menyatu dengan adonan kuning. Masukkan sisa adonan putih, aduk balik sampai rata.
5. Bagi rata adonan kedalam masing-masing cupcake liners hingga 2/3 tinggi liners. Lalu panggang selama kurleb 20 menit atau hingga cupcake matang. Keluarkan dari oven dinginkan.
6. Sementara itu buat adonan custard. Campur semua bahan (kecuali kocokan double cream). Aduk hingga semua larut, lalu saring. Masak didalam sauce pan dengan api sedang sambil terus di aduk hingga kental. Matikan api, taruh dalam wadah bersih. Tutup dengan plastic wrap dengan cara plastic wrap menyentuh permukaan custard. Dinginkan.
7. Setelah dingin, campur custard dengan kocokan double cream, masukkan kedalam piping bag.
8. Ambil satu buah cupcake, semprotkan custard kedalamnya melalui bagian atas cupcake dengan cara ujung piping bag langsung ditusukkan kedalam cupcake. Saat custard disemprotkan, cupcake akan menjadi "gemuk" dan terlihat padat. Lakukan sampai habis.
9. Hokkaido cupcake siap dinikmati

note: Cupcake akan sedikit mengempis setelah matang.



Hokkaido cupcake ini sepertinya bisa divariasikan menjadi cupcake pandan, jeruk, strawberry, atau yang lainnya sesuai selera. Hokkaido cupcake pandan menjadi target prakter selanjutnya.. hehe..

Selamat mencoba.... ^^

Cream Puffs alias Kue Sus



Adonannya disebut dengan choux pastry. Ntahlah artinya apa, yang pasti ini adalah salah satu jenis dessert kesukaan saya dan si buyung. 
Dulu saat saya masih baru belajar membuat kue, saat membaca resep dibuku resep mama itu dalam pikiran saya kue sus ini susah sekali untuk dibuat sehingga boro-boro untuk mempraktekkannya, melanjutkan membacanya saja saya sudah tidak berminat..hehe. Hingga akhirnya saat saya sudah merantau di Newcastle ini salah seorang teman menyuguhkan kue sus di acara
pengajian bulanan yang juga menjadi tempat silaturahmi warga muslim Indonesia se-Newcastle.

Sejak itu, rasa penasaran saya muncul juga akhirnya. Apalagi saya sudah mulai terbiasa praktek bikin bermacam-macam resep hasil googling. Jadi tidak ada salahnya kan menambah koleksi pengalaman membuat kue sus ini?

Dari sharing teman tersebut saya baru tau kalo saat memanggang kue ini oven tidak boleh dibuka hingga kue benar-benar mengembang dan matang, karena kalau tidak katanya kue sus akan mengempis dan tidak akan bisa mengembang lagi.

Berbekal resep yang ada disini, akhirnya saya coba bikin kue sus. Hasilnya....Alhamdulillah, hasilnya tidak mengecewakan. Kue sus nya berdiri dengan kokoh dan tidak mengempis walaupun sudah semalaman. Sejak saat itu, kue sus menjadi salah satu kue andalan favorit saya. Anti gagal soalnya... hihihi... Dan yang penting lagi, ternyata tidak susah kok bila ingin membuat kue sus. Hanya dibutuhkan kesabaran saat memanggang untuk tidak iseng membuka pintu oven sebelum kue benar-benar matang.

Biar lebih gampang, saya copas resepnya disini ya

Cream Puffs ( Laurainthekitchen.com)

Bahan:
1 cup air
1/2 cup mentega / margarin
1 cup terigu
1/4 sdt garam
4 butir telur

Cara:
1. Panaskan oven pada suhu 200 derajat C. Siapkan loyang datar, alas dengan baking paper. Sisihkan.
2. Panaskan mentega dan air didalam sauce pan hingga semua mentega larut. Lalu masukkan sekaligus semua terigu dan garam. Aduk cepat hingga menjadi sebuah adonan yang kalis dan tidak lengket lagi disisi sauce pan. Matikan api, lalu pindahkan adonan kedalam wadah bersih. Diamkan sebentar hingga adonan tidak terlalu panas lagi.
3. Masukkan telur satu persatu kedalam adonan. Tunggu masing-masing telur tercampur rata kedalam adonan sebelum memasukkan telur berikutnya.
4. Masukkan adonan kedalam piping bag, lalu semprotkan adonan diatas loyang. Atau juga bisa dengan menggunakan 2 buah sendok makan. Beri jarak pada masing-masingnya.
5. Masukkan adonan kedalam oven. Panggang selama lebih kurang 20-30 menit, atau hingga mengembang. 
6. Bila setelah dikeluarkan tekstur kulit masih terasa sedikit lunak, masukkan kembali kedalam oven, turunkan suhu menjadi 180 derajat C. Masak hingga kulit kokoh.

nb: Oven bisa dibuka setelah adonan mengembang sempurna dan sudah set. Biasanya kue akan set setelah dipanggang sekitar 20 menit. Bila oven dibuka saat kue masih dalam proses mengembang dan belum set, besar kemungkinan kue sus akan deflate dan tidak akan bisa mengembang lagi.


Varian lain dari resep ini adalah eclair. Menurut saya, eclair tak lain adalah kue sus yang bentunya memanjang dan bagian luarnya diberi lelehan coklat. Dari referensi yang saya baca, aslinya topping eclair dicocokkan dengan fillingnya. Bila filling nya coklat, maka toppingnya juga coklat. Dan bila fillingnya adalah vanilla, maka topingnya pun vanilla. Tapi kebanyakan resep eclair yang saya lihat menggunakan vanilla custard untuk fillingnya dan coklat leleh sebagai toppingnya. 

Dari satu resep yang saya buat kemaren, sebagiannya saya bentuk menjadi eclair tapi minus coklat leleh. Karena kebetulan si buyung masih sedikit batuk, jadi saya pun enggan menambahkan coklat leleh diatasnya. Jadinya ya...eclair wanna be? hehe...





Ngomong-ngomong soal filling, saya biasanya menggunakan vanilla custard dicampur whipped cream. Berikut resep filling yang biasa saya buat.

Bahan:
300 ml susu cair
3 butir kuning telur
50 gr gula pasir
2 sdm terigu serba guna
2 sdm tepung maizena/corn starch
sejumput garam
1 bungkus vanilla bubuk
100ml double cream, kocok dengan 1sdm gula bubuk hingga kaku

Cara:
1. Panaskan susu dengan api kecil didalam sauce pan hingga hangat. Jangan sampai mendidih.
2. Sementara itu, kocok dengan baloon whisk kuning telur dan gula hingga larut. Masukkan terigu, maizena, garam dan vanilla. Aduk rata.
3. Setelah susu hangat, masukkan susu sedikit demi sedikit kedalam adonan telur sambil terus diaduk cepat agar tidak ada bagian telur yang matang. Lalu tuang kembali adonan susu yang telah tercampur dengan adonan telur kedalam saucepan. Masak kembali dengan api sedang sambil terus diaduk sampai adonan mengental.
4. Pindahkan adonan kedalam wadah bersih. Lalu tutup permukaan adonan menggunakan plastic wrap. Plastic wrap menyentuh permukaan custard. Biarkan hingga dingin.
5. Setelah dingin, bila custard terlalu menggumpal, kocok sebentar hingga custard tidak terlalu menggumpal lagi. Lalu masukkan 1/3 bagian cream yg telah dikocok kaku kedalam custard. Aduk balik hingga semua tercampur rata. Lalu masukkan sisa cream, aduk kembali.

Assemble:
1. Gunting sedikit bagian kue sus hingga ada rongga. 
2. Masukkan filling ke dalam piping bag. Lalu semprotkan filling kedalam kue sus melalui rongga tersebut.
3. Bila tidak mempunyai piping bag, ada cara yang lebih gampang. Belah 2 kue sus tapi jangan sampai terputus, lalu sendokkan adonan filling kedalamnya.

Kue sus siap dinikmati...Selamat mencoba...^^

Cupcake Putri Ayu



Masih bereksperimen dengan putri ayu...
Sejak pertama kali saya coba membuat putri ayu dengan cara di panggang menggunakan teknik waterbath, suami terus-terusan minta dibikinkan putri ayu. Ya, beliau memang lebih memilih putri ayu panggang dari pada yang dikukus. Lebih legit katanya. Dan sejak saat itu pulalah
, di freezer selalu tersedia stok kelapa parut frozen agar kapanpun ada request, tidak perlu repot dulu harus ke warung beli kelapa parut.

Biasanya kalau membuat putri ayu panggang saya selalu menggunakan loyang biasa seperti untuk membuat cake lainnya. Bagian dasar loyang terlebih dahulu dilapisi baking paper, lalu ditaburi kelapa parut yang telah dikukus dengan sedikit ditekan-tekan hasil akhirnya terlihat cantik. Setelah matang, cake tinggal dipotong seperti biasa. Jadinya tidak pake repot harus nungguin cake didepan kukusan karena jumlah mould putri ayu saya yang cuma 10buah. Walaupun bentuknya tidak otentik seperti putri ayu biasa, tapi rasanya tak kalah enak kok. Sayangnya setiap kali bikin saya tidak pernah sempat untuk mengabadikannya karena keburu diserbu oleh yang request... hehe...

Nah, kali ini saya bikin putri ayu dalam bentuk cupcake, dan tidak menggunakan kelapa parut melainkan menggunakan desicated coconut yang ditabur diatas adonan. Rasanya enak juga ternyata. Desicated coconutnya menjadi semakin gurih dan kriuk kriuk. Berhubung adonan putri ayu tidak menggunakan minyak ataupun butter, jadi saya tetap menyarankan untuk memanggang cupcake ini dengan teknik waterbath agar hasil cupcake tetap lembut.



Jadi, tidak punya cetakan putri ayu bukan berarti tidak bisa membuatnya sendiri dirumah. Apapun bentuknya yang penting rasanya tetap nge-ayuuu banget...hehe...
Resep putri ayu sebenarnya sudah saya posting sebelumnya disini. Tapi setelah beberapa kali mencoba, ada beberapa bahan yang saya tambah sesuai dengan selera keluarga. Saya tulis lagi ya resepnya...

Bahan:
3 butir telur utuh, 2 butir kuning telur
1 1/4 cup gula pasir (sekitar 250 gram)
2 cup terigu serba guna (sekitar 200gram)
200 ml santan kental
1/2 sdt pasta pandan
1/2 sdt garam
1 bungkus vanilla bubuk

Untuk topping:
3 - 4 sdm desicated coconut
Sejumput garam (1/4 sdt)
1/2 sdt gula pasir
Sedikit vanila bubuk

Cara:
1. Panaskan oven di suhu 180 derajat C. Lalu siapkan loyang muffin, alas dengan cupcake liner/case. Sisihkan. Siapkan juga wadah yang lebih besar dari loyang muffin yang memiliki sisi yang agak tinggi.
2. Kocok telur sampai putih kental dan berjejak. Lalu masukkan santan dan pasta pandan. Kocok sebentar hingga semua tercampur rata.
3. Ayak bahan kering lainnya. Lalu masukkan kedalam adonan telur dalam 3-4 tahap. Aduk balik hingga semua bahan kering tercampur rata.
4. Masukkan adonan hingga 2/3 tinggi cupcake liners. Lalu letakkan loyang muffin diatas loyang yang lebih besar yang telah diisi air panas hingga setengah tinggi loyang. Masukkan kedalam oven. Sementara itu campur semua bahan topping.
5. Setelah adonan setengah matang (adonan sudah mulai set namun bagian atas masih terlihat basah), keluarkan loyang muffin dan taburi dengan topping. Lalu masukkan kembali kedalam oven dan lanjutkan memanggang hingga cupcake matang. Untuk mengecek bila adonan telah matang bisa dnegan menusuk bagian tengah cake dengan tusuk gigi/ tusuk sate/ spaghetty yang masih mentah. Bila tidak ada lagi adonan yang menempel, artinya cake telah matang.
6. Cupcake putri ayu siap dihidangkan.


Kalau tidak mau repot memanggang dengan teknik waterbath, mungkin bisa dipanggang tanpa waterbath hanya saja takaran santan pada resep dikurangi setengahnya, lalu ganti dengan vegetable oil atau cooking oil lainnya, agar cake tidak kering saat dipanggang. Saya belum pernah coba sih, tapi tak ada salahnya kan untuk trial and error..hehe...
Tunggu apalagi? yuk, bikin cupcake putri ayu... Lumayan untuk teman minum teh atau kopi disore hari yang lumayan hangat seperti saat ini... Selamat mencoba... ^^

Ayam Gulai Gotong Royong



Dikasih judul ayam gulai gotong royong karena memang bikinnya hasil gotong royong sama suami tercinta. Sebagai ibu yang menyusui, jadwal sehari-hari saya ditentukan oleh si bos kecil yang saat ini berusia 4bulan. Si bos bisa nge-booking saya kapanpun dia butuhkan, termasuk saat sedang masak. Hari itu saya memutuskan untuk membuat ayam gulai. Ayam sudah dicuci bersih dan sudah dilumuri jeruk nipis. Saat hendak menyiapkan bumbu-bumbu
lainnya, si bos kecil tiba-tiba memanggil. Tidak ada kata "tunggu sebentar", harus saat itu juga. Terpaksalah segala kegiatan berhenti sejenak untuk memenuhi kebutuhan si bos ini. 

Karena sudah semakin siang, saya putuskan untuk meminta bantuan suami untuk membantu menghaluskan bumbu-bumbu, tentunya dengan sedikit instruksi mengenai bahannya apa saja dan takarannya berapa. Mungkin karena khawatir salah memasukkan bahan dan salah takaran, suami tak henti-hentinya bertanya mengenai ini dan itu. Jarak antara dapur dan kamar membuat volume komunikasi sedikit mengeras alias sambil teriak-teriak. Hihihi... Mudah-mudahan tetangga yg tinggal di flat atas ga kaget ya...

Sekitar 30 menit kemudian, si bos kecil sudah "mengijinkan" saya kembali melanjutkan pekerjaan didapur. Saat itu suami pun sudah selesai membumbui ayam, tinggal dieksekusi menjadi ayam gulai. Sembari melanjutkan memasak, suami menyelutuk, "Bun, kalo ayam gulainya enak, berarti itu karena saya yang hebat meracik bumbu." Saya yang tak mau kalah pun langsung membalas, "Yah, kalo pun ayam gulainya enak, itu karena yang menginstruksikan yang hebat... lagian kan final touch nya ada di saya..." Hehehe.... 

Akhirnya, gulai ayam pun telah matang, dan rasanya Alhamdulillah enak. Dan yang penting tidak ada yang peduli lagi siapa yang membuat ayam gulainya enak, keburu diserbu sih si ayamnya...

Ngomong-ngomong soal ayam gulai, di Padang ada yang namanya ayam gulai dan kalio ayam. Ayam gulai sama dengan gulai kebanyakan, sedangkan kalio ayam tidak pake kunyit sehingga kalo dimasak terus dengan api kecil lama-lama bisa jadi rendang ayam. Itu kalo saya tidak salah... hhehehe... Trus, biasanya gulai ayam dicampur dengan kemumu. Hmmm... kebayang deh nikmatnya paduan gulai ayam dan kemumu. 

Berhubung disini tidak ada kemumu, jadinya gulai ayam biasanya saya campur dengan kentang. Selain membuat kuahnya lebih creamy, si buyung pun suka karena saat makan kentangnya bisa dihancurkan dan digabung bersama nasi.

Ini resep ayam gulai a la saya... 

Bahan:
1 ekor ayam, potong sesuai selera
1 buah jeruk nipis
5 buah kentang yang telah dikupas kulitnya, potong menjadi 4 bagian
1 buah santan kental kalengan ukuran 400ml (atau santan fresh)
Air secukupnya

Bahan tumis:
2 lembar daun salam
5 lembar daun jeruk
1 batang sereh yang di geprek
2 buah asam kandis (kalo tidak punya, bisa diganti dengan menambahkan jumlah daun jeruknya)

Bumbu halus:
1/2 bagian bawang bombay
6-8 siung bawang putih
Jahe seukuran kelingking
Laos seukuran 1 ruas jari
1 sdt kunyit bubuk
1 sdt ketumbar bubuk
1 sdm cabe merah bubuk (sesuai selera)
1 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
1/4 sdt merica putih bubuk

Cara:
1. Cuci bersih ayam, lalu lumuri dengan air perasan jeruk nipis dan sedikit garam. Biarkan lebih kurang 30 menit. Lalu cuci bersih, dan sisihkan.
2. Tumis semua bumbu halus dan bahan tumis hingga wangi, lalu masukkan ayam. tumis sambil diaduk-aduk hingga semua bagian ayam tercmapur bersama bumbu dan ayam mulai sedikit matang dibeberapa sisi.
3. Masukkan santan kental, lalu tambahkan air secukupnya tergantung kekentalan yang diinginkan. Masak dengan api sedang.
4. Setelah ayam hampir matang, masukkan potongan kentang, lalu lanjutkan masak hingga kentang menjadi empuk.
5. Gulai ayam siap disajikan.

Ayam gulai ini bisa jadi varian menu untuk Ramadhan nanti... Selamat mencoba... ^^